Jumat, 08 April 2011

HADIAH DARI LANGIT


         kulihat langit tak lagi menampakan mega biru yang indah, tak lagi ada matahari dengan sinarnya yang menghangati bumi cintanya Allah yang menawarkon rona keindahan, Hilir mudik lalu lintas di kota wali seketika menjadi lengang dan jalan menjadi sepi.Guratan awan perlahan menjadi pekat dan mencekam,  sekilas kilatan petir  menyambar di angkasa yang membuat langit begitu tak bersahabat.
perlahan tetes demi tetes hadiah langit itu turun membasahi bumi Allah yang kian gersang dengan segala bentuk kemaksiatan,
angin bergemuruh di seantero taman perjuangan semakin membuat kecemasan bagi para penduduknya.
Entahlah pada zaman sekarang ini hujan yang turun dari langit tak lagi membuat gembira dan tersenyum para penduduk bumi,  air hujan yang notabene menjadi simbol kesuburan yang di hadiahkan oleh ALLAH menjadi suatu Rahmat, kini berbalik menjadi suatu musibah dan bencana serta menjadikan  keadaan yang di khawatirkan apabila musim penghujan datang.
         kini tetes demi tetes rahmat itu tak lagi Allah jadikan hadiah bagi para penduduk bumi yang merajalela dengan bentuk kemaksiatannya, gemericiknya tak lagi terdengar menjadi suatu alunan meditasi ketenangan melainkan menjadi gemuruh kebisingan yang memekakan pendengaran.
Allah mungkin telah bosan dan tengah marah pada kita manusia karena dengan kesombongan dan ke angkuhannya telah membuat kerusakan di bumi yang Allah titipkan untuk di lestarikan dan dijaga , sebagaimana Allah menjaga ciptaanya, tak ada sesuatupun yang luput dari pandangan Allah, selama kita manusia gemar melakukan kemaksiatan mungkin selama itu pula langit  tak lagi biru , dan tetes-tetes hujan itu tak lagi ramah membasahai permainya Alam ini,dan tak kan ada lagi hadiah dari langit yang Allah turunkan untuk kita,(amidda fillah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar