Kamis, 24 Maret 2011

PRAHARA ADK

Bingung mikirin para aktivis da’wah kita zaman sekarang, mereka yang dikenal sebagai mahasiswa revolusioner, pembawa perubahan, kini bukan lagi masalah ummat yang menjadi prioritas utama kedepan, bukan lagi da’wah yang menjadi pegangan, tapi hati dan perasaan yang diperjuangkan. Aktvis da’wah kampus atau yang biasa disebut dengan ADK dikenal dengan sosok yang alim dan terjaga sekali hijab maupun pandangannya, namun siapa tahu dibalik kelebihan itu semua mereka para ADK mempunyai kisah dan cerita cinta masing-masing. Cinta diantara Aktivis Da’wah Kampus?Apa mungkin?
Hmmmff…Gak sedikt loh di setiap LDK(Lembaga Da’wah Kampus) pasti ada saja  para kadernya yang terkena VMJ alias virus merah jambu. Pada tau dong? Yang berkecimpung dengan dunia LDK atau organisasi islam lainya sudah tidak asing lagi dengan yang namanya VMJ , virus mematikan dan sangat berbahaya yang bakal menghampiri antum antuna siapa saja ,kapan saja ,dan dimana saja.
Jarkom/Jaringan Komunikasi adalah sarana di setiap LDK untuk memberikan informasi tentang apa saja yang berkaitan dengan ke LDK an , biasanya lewat sms , atau yang lebih canggih menggunakan email, biasanya disetiap LDK itu sudah ada bagaiannya masing-masing untuk memberikan informasi, akhwat(perempuan) kepada akhwat dan ikhwan(laki-laki) kepada ikhwan pula, namun anehnya, masih saja ada ikhwan yang iseng-iseng kirim taujih(sms nasehat) ke akhwat tertentu.Inget! “tertentu” bukan berarti semuanya.
Pertama-tamanya si iseng-iseng ngirim taujih, namun lama kelamaan malah nagih jadi kepanjangan, kalau udah kaya gitu biasanya  bukan masalah da’wah dan organisasi lagi yang dibicarakan, bukan lagi taujih yang di kirmkan , melainkan sudah menjurus ke hal-hal yang bersifat pribadi, akhirnya timbul deh zina hati.
Si ikhwan biasanya iseng ngirim sms taujih ke akhwat tertentu(target) niatnya mungkin pengen ngetes gitu, dapet respon gak nih dari si akhwat? Syukur-syukur si kalau tidak di respon sama si akhwat , yang bahayanya jika si akhwat tersebut merespon sms yang dikirim, yaaaah….walaupun membalas dengan sms taujih pula, tapi tidak menutup kemungkinan akhirnya membuat si ikhwan merasa terbang saking senengnya dapat balesan sms dari akhwat yang d incarnya.
Mulai dari smsan sampai telepon-teleponan di HP,padahal kebanyakan membicarakan hal yang tidak penting dan tidak perlu! Kecuali medesak dan memang untuk kepentingan da’wah serta untuk koordinasi, para ADK kita seolah-olah melakukan hal tersebut sudah biasa dengan alasan untuk kepentingan Da’wah, tapi pada kenyataannya mereka lebih banyak membicarakan hal-hal yang sifatnya pribadi daripada pembicaraan yang berkaitan dengan organisasi. Mereka terkadang kurang memperhatikan izzah mereka sebagai ADK  yang notabene sudah tau aturan dan batasannya karena mereka sudah tarbiyah
Problema yang dibahas mungkin bukan lagi masalah umat dan kepentingan da’wah tapi LDK menjadi ajang untuk pencarian jodoh. Kata si ikhwan “ soalnya jarang-jarang dapat wanita shalehah yang berjilbab lebar, sopan santun,dan ramah” atau kata si akhwat “ susah zaman sekarang nyari laki-laki yang shaleh, baik, atau berjenggot mungkin, dan yang berwawasan ilmu agamanya luas kalau gak di LDK”
Haduuh….jangan sampai deh ada pikiran yang kaya gitu, semoga niat kita masuk LDK  tidak di kotori dengan nit lain yang tidak baik alias buat cari jodoh, toh Allah sudah menentukan jodoh kta masing-masing, jadi jangan takut jodoh kita tertukar dengan orang lain.Emang si ada Firman ALLAH yang menyatakan bahwa laki-laki yang baik pasti untuk wanita yang baik-baik pula, itu memang janji Allah tapi bukan untuk memaksakan kita haus dapat jodoh di LDK atau seorang ADK, baik menurut kita belum tentu baik menurut ALLAH, karena ALLAH sudah mempunyai penilaian sendiri.
Dalam kasus seperti ini bukan hanya si ikhwan yang selalu menjadi pihak yang tersudutkan, namun perlu di ingat! “tidak ada sebab tanpa akibat” dan “tidak ada asap kalau tidak ada api”, pepatah tersebut menjelaskan bahwa si ikhwan hanya seorang perantara, tetap saja yang menjadi rem dan pengendali ada di akhwat. Jika saja seorang akhwat itu bisa menjaga izzahnya sebagai seorang muslimah, atau bahasa kasarnya tidak tepe-tepe(tebar pesona), cari muka cari perhatian dalam pandangan ikhwan mungkin tidak aakan ada saling ketertarikan satu sama lain.
Seorang ADK sudah selayaknya menjadi panutan  bagi masyarakat kampus lainnya , karen seorang ADK mempunyai kelebihan tersendiri di banding yang lain, bukannya malah menjadi bahan omongan orang banyak.
“ Percuma masuk LDK juga, sama aja. Tarbiah gak tarbiah tetap aja tidak bisa menjaga hati.”gak mau kan akhi atau ikhti di omongin seperti itu?
Itu mungkin pendapat segelintir masyarakat kampus yang non ADK  yang berpendapat mengenai para oknum ADK kita yang kebangetan, bukan lagi perubahan dan perbaikan mungkin malah sibuk memikirkan “ nanti kalau di kampus saya bisa ketemu akhwat/ikhwan anu gak ya?” biar tambah semangat ceritanye…
Sungguh sangat di sayangkan ketika mereka para ADK kita menggembar-gemborkan masalah hijab dan membuat pengumuman ikhwan dan akhwat ADK anti pacaran,tiba-tiba ketahuan atau di lihat sama kader lain lagi jalan berdua’an , bahkan gak malu berdekatan dan berkhalwat di lihat kader lain.
Masalah akan lebih besar lagi ketika pencitraan orang lain atau masyarakat kampus non ADK  sudah negatif terhadap LDK, ibaratnya karena air setitik rusak susu sebelanga.Gara-gara ikhwan dan akhwat anu berpacaran akhirnya kebawa-bawa nama lembaga, yayasan, atau karena LDK berkecimpung dengan dunia da’wah boleh jadi membawa nama jama’ah, pasalnya jika para ADK kita sudah terkena masalah hati,dan perasaan seperti VMJ, apa jadinya terhadap ummat dan masyarakat sekitar, mungkin bukan mereka lagi yang memikirkan masalah ummat, tapi bakalan ummat yang gantian memikirkan maslah mereka.
Di islam memang gak mengenal pacaran , yang ada itu ta’arufan, tapi kalau smsan atau telepon-teleponan  apalagi malam-malam, membicarakan hal yang gak penting, berandai-andai dsb, itu mah namanya bukan ta’arufan melainkan udah masuk ke ranah zina halus yang tak kasat mata, tidak terlihat secara fisik , karena menyangkut hati dan perasaaan, tapi akibatnya bisa fatal, bisa menodai izzah kita sebagai muslimah khususnya dan umumnya mencoreng nama baik islam, mending kalau ada murobbi, kemudian sudah ada niatan serius. Tinggal bilang langsung aja ke murobbi masing-masing, gak usah pake smsn / telepon-teleponan tengah malam walaupun niatnya Cuma mau ngingetin.
“ akhi , nanti malam jangan lupa tahajud ya..” atau
“ukhti, jangan lupa besok saum ya..”
Duuuuuh…. Romantisnya, udah kaya satu kelurga padahal belum ada ikatan.
Pacaran boleh-boleh aja kok kata siapa gak boleh?? Yang gak boleh tuh melakukan maksiat, tapi pada umumnya pacaran itu ya isinya maksiat . gak peduli mau di awali dengan membaca bismillah atau di akhiri dengan astagfirullah..
(*^Amidda Fillah^*)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar