Selasa, 06 November 2012

Ya Rabb, ma'afkan "kami"


Ingin sekali menangis dan tersedu sepuasnya, bersandar pada bahu si bijak, lalu ku utarakan semua resahku, tentang amanah da’wah ini, tentang barisan ini, dan tentang rumah cahayanya yang di bilang meredup, entah lah yang ku tahu redup itu bukan padam atau gelap gulita tanpa cahaya, yang ku tahu redup itu hanya cahaya kecil yang ta maksimal membagi cahayanya pada sekitar,menurutku hanya sedikit butuh pemantik  yang akan kembali menyinari cahaya surau kami bersama, ya karena surau itu milik bersama, milik siapa saja yang ingin mendapat sebuah penerangan walau hanya setitik saja cahyanya. Allah… bantulah kami meneruskan perjuangan ini, Rasulullah…Ma’afkan kami umatmu yang belum belum bisa meneruskan tongkat estafet da’wah ini dengan maksimal. Kami terlalu sibuk mementingkan ego kami, kami terlalu sibuk mencar-cari salah dan kekurangan saudara kami, Sehingga kami pun melupakan aib-aib kami yang bisa saja engkau beberkan di mata saudara kami, kami terlalu sibuk memikirkan perbedaan, padahal sebenarnya kami tahu perbedaan itu adalah rahmat. Kami terlalu sibuk membicarakan kelemahan dan kekurangan orang lain, sementara lupa dengan cacat sendiri..

Ya Rabb… Ma’afkan "kami".

Share by @amidda_fillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar