Kamis, 28 Juli 2011

Cahaya di Atas Cahaya


Allah (pemberi) cahaya kepada langit dan bumi , perumpamaan cahayanya adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus,yang di dalamnnya ada pelita besar .Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara yang dinyalakan dengan pohon yang banyak berkahnya yaitu pohon zaitun yang tidak tumbuh di sebelah timur maupun di sebelah barat. Yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi walau tidak di sentuh api.Cahaya di atas cahaya yang berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa saja yang dia kehendaki,dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia ,dan Allah maha mengetahui sesuatu. (QS:An-Nur :35)

Allah pemilik cahaya hati yang akan diberikan kepada siapa saja yang di kehendaki, Sungguh terjemahan ayat yang mempesona…, takjub ketika membaca dan meresapi dalam-dalam makna ayat  Allah di atas, tak ada bahasa yang mampu menerjemahkan ,dan tak ada pula kata-kata yang bisa terucap untuk melukiskan keindahan bahasa Illahiah ,satu kalimat yang saya bisa ucapkan untuk Ayat suci tersebut adalah ‘subhanallah” Begitu mulia dan sucinya Kalam Illahi yang tergores membuat kalimat saya tidak bisa di lafadzkan.Maha suci Allah dengan segala kesucian bahasanya yang akan tetap terjaga dan terpelihara sampai akhir zaman.Pemilik cahaya yang tidak akan pernah padam.

Mencari dan meraih cahaya-Nya sungguh bukan perihal yang mudah seperti membalikan telapak tangan, karena surga itu manis, maka butuh pengorbanan dan perjuangan yang kadang terasa pahit dan getir  untuk bisa mencapainya,Namun masalahnya jika tujuan hidup kita di dunia hanya untuk surga semata rasanya terlalu mudah untuk mendapatkannya,karena tiket meraih surga itu sudah jelas terdapat dalam firman Allah yang membawa kepada jalan yang lurus,kita tinggal menjalankannya saja.Namun hendaklah kita prioritas kan ampunan-Nya, karena dengan mendapatkan Ampunan (magfirrah)dan rahmat dari Allah maka pintu surga pun akan terbuka  dengan sendirinya tanpa kita meminta kepada Allah.

Jumat, 15 Juli 2011

Mawar yang Dirindukan

Teruntuk mawar-mawar dakwah yang menghiasi taman perjuangan, kurang lebih setahun sudah kita bersama-sama tumbuh dan mekar dengan warna yang beraneka ragam , setahun sudah kita berjuang dengan segala keterbatasan yang terkadang membuat kita futur dan memilih berhenti di tengah jalan.Masih ingatkah dulu,saat kita membuat memory indah dan berikrar bersama untuk menjadi mawar yang akan membagi warna dan keharuman dari kelopak yang menempel kokoh di tangkai keislaman,Ya karena memang dari satu tangkai mawar itu akan ada kelopak-kelopak mawar yang menjadi satu ke satuan sehingga akan nampak indah dan saling menguatkan

kita adalah mawar dakwah yang berwajihah di tangkai pancaran Nurul ilmu yang kian lama kian terkikis oleh segala bentuk kemewahan, Lalu apakah kita semua akan kalah oleh semua itu?? Ataukah kita akan gugur berjatuhan dengan segala kefuturan dan ke tidak pedulian kita ??apakah kita akan biarkan taman perjuangan itu rusak oleh segala bentuk kemaksiatan dan berantakan tanpa ada yang merawat ??Sungguh tak rela ketika mawar-mawar itu layu di hempas angin yang berhembus menawarkan berbagai bentuk alasan dan kekuasaan 

Disini di taman perjuangan ini, kuncup-kuncup mawar yang baru telah hadir, mereka datang dengan membawa semangat yang akan memberikan warna baru di tengah-tengah mawar lain yang terkikis dan pudar oleh segala bentuk ketidak pedulian,Untukmu mawar yang di hatinya masih ada secercah harapan untuk berjuang, tidak kah kalian sadar akan rindunya da’wah kepada kalian..??tidak kah kalian sadar keharuman yang dulu pernah mewangi kini tak lagi tercium ,Ruh Jama’i yang dulu ada di hati kita makin berkurang atau bahkan hilang..,tidak kah kalian sadar, ghiroh penyemagat yang dulu membara di jiwa makin tidak tersisa!! Ya Rabb akan di bawa kemana perjuangan kita setelah ini,di saat yang lain acuh dengan kondisi ummat…??? Bukankah hidup ini indah ketika kita bisa menciptakan keshalehan sosial yang dirindukan Allah dan Syurga-Nya.

Pada mu mawar-mawar perjuangan yang masih menyimpan harapan perubahan,mari kita susun kembali  kelopak-kelopak yang gugur berceceran ,meski tak lagi sekuat dulu percayalah karena bila kita bersama dalam jama'i sekeruh apapun itu, Allah pasti akan memberi kemudahan karena pertolongan dan cinta Allah selalu bersama orang-orang yang mau menolong agama dan mau bersusah payah mengejar cinta-dan Ridho-Nya, Semangat untuk menjadi mawar yang dirindukan da'wah dan perubahan, keep istiqomah ukhti...(*Amidda Fillah*)

Rabu, 13 Juli 2011

Mawar cendikiawan




Rapatkan barisan , buat parade dan satukan suara untuk menjadi tim unggulan Mahasiswa Revolusioner(Mawar) yang cendikiawan, mulai dari sini, di kampus tempat dimana kita berkarya  menciptakan suasana kampus yang  lebih baik , mawar yang cendikiawan adalah impian , ia akan hadir membawa perubahan di tiap langkah kaki yang di pijak dan di setiap warna dan kelopak …, Mawar cendikiawan adalah tim kebanggaan yang berlomba-lomba mewarnai kampus dengan warna islam dan sentuhan iman yang melekat.
Mari… kita mulai dari sini, dari setiap sudut-sudut kampus yang masih gersang akan warna hidayah keindahan, merekalah objek kita, objek da’wah yang menanti bias warna yang terpancar dari mawar yang cendikia , bersiaplah menyongsong peradaban bersama mawar cendikia , menorehkan tinta perjuangan yang tak kusut di makan waktu dan usia.bersiaplah menjadi generasi penerus tongkat estafet Da’wah Rasulullah Saw yang rindu akan sebuah perubahan
Untuk  mawar yang cendikia , mari kita satukan kekuatan, merangkai kelopak-kelopak  yang tercipta untuk memberi  senyuman, biarkan warna-warna itu mewarnai taman perjuangan dengan semangat yang menyengat dalam bingkai ukhuwah yang terjalin untuk mengingaT-NYA,entah berapa bayak lagi rintangan dan kefuturan yang akan datang menghampiri, tapi yang pasti mawar-mawar itu akan tetap bermekaran dan bersemi lembut di hati kita (*Amidda Fillah*)
                                                                                                                                                                                 

Jumat, 01 Juli 2011

dalam diamku

aku diam bukan berarti bisu,Aku diam bukan berarti tak tahu,diamku isyarat kepastian yang tak bisa di pastikan,dalam diam aku menemukan suatu keinginan yang mampu ku capai, perlahan diam ku membawa pada sebuah keputusan, untuk memilih sebuah pilihan yang akan mengubah hidupku,diam ku adalah cara ku berpikir menemukan jawaban yang menentukan, dalam diam jiwaku aku memupuk sebuah harapan yang akan membawa pada perubahan, diamku adalah cara ku untuk bisa tersenyum,diamku adalah caraku untuk bisa menangis, diam ku adalah caraku untuk melihat, diamku adalah caraku untuk mendengar, dalam diam jiwaku ku sampaikan berjuta asa lewat seribu bahasa yang tak bisa di mengerti,ia hanya mampu di rasa oleh bahasa hati yang yang tak mudah dicerna, hanya bisa di lukiskan oleh bahasa cinta.diamku adalah harapan yang menjadi kenyataan untuk menanti datangnya penerjemah yang bisa melafadzkan bahasa hati yang ku sampaikan dalam diam.(*Amidda Fillah*)